MY DRAGONADOPTERS

Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters

Rabu, 23 November 2011

Kopi atau Gelas, mana yang lebih penting

"when you meet a man, you judge by clothes he wears. When you leave, you judge him by his heart–Ancient Russian Proverb"

Seorang ibu guru bijak yang hampir pensiun mengundang anak-anak didiknya untuk berkumpul di rumahnya. Mereka telah berpisah belasan tahun.
Sampai pada masa pertemuan itu,ada beberapa belas orang yang datang dan saling berpelukan hangat. Melepaskan rasa kangen, penasaran dan kehilangan yang mereka rasakan sebelumnya.

Masing-masing dari mereka bercerita soal kehidupan yang mereka jalani selepas dari bangku SMA merka yang indah. Berkisah soal pekerjaan, suka-dukan, masalah, probelsmyang berhasil mereka hadapi. Kesuksesan yang mereka raih.

Juga tak lepas soal romansa yang pernah mereka alami ketika dulu mereka semua berseragam putih-abu-abu. Tapi diam-diam dari mereka juga saling menilai; sesukses dan sekaya apa teman-teman satu kelasnya itu.

Ibu guru yang bijak hanya senyum-senyum perhatikan para siswa kesayangannya itu. Dia tahu bahwa mereka saling menilai dan menimbang ‘kehebatan’ teman-temannya.

Satu hari penuh mereka bergurau, bercerita, mengasuh bayi dan anak-anak yang mereka bawa serta, makan siang. Sampai tibalah saatnya waktu minum kopi. Satu sesi terakhir sebelum masing-masing mereka kembali kepada kehidupannya. Dan tentu saja, pasti ada wejangan bijak yang akan mereka bawa pulang. Seperti dulu, ketika mereka sering main dan menghabiskan waktu di rumah ibu guru yang nyaman nan teduh.

“Ibu sudah siapkan kopi untuk kalian semua. Jangan khawatir, meski rumah ibu kecil, tapi semuanya dapat gelas kok…” kata ibu guru berseloroh canda.

Para anak didik itu berbaris rapi mengambil gelas, dan menuang kopi dari teko. Satu, dua, … sepuluh, …dua belas, gelas terakhir. Siswa terakhir, agak terdiam, tercenung sejenak sebelum mengambil gelasnya. Gelas kaleng yang dinding dalamnya menghitam karena karat kopi. Sejurus kemudia cepat dia mengambil gelas dan menuang kopi. Menghirup aroma pekat, dan slurrp! terasa di lidahnya kopi yang begitu nikmat.

Setelah semua kebagian kopi, ibu guru mengajak mereka duduk di taman belakang. Di bawah rerimbunan daun pohon mangga yang menanti berbunga. Masing-masing mengambil tempat senyamannya.

“Ibu bahagia sekali seharian ini. Melihat kalian semua berkumpul, menyempatkan waktu berkunjung.”

Ibu guru menceritakan betapa bahwa dia bangga dengan kesuksesan para siswanya itu. Meski tidak semuanya bisa hadir.

“Ibu tau beberapa dari kalian tak datang. Ibu juga tak tau alasan mereka tak datang. Mudah-mudahan mereka baik-baik saja. Ibu hanya khawatir akan satu hal,” Sejenak hening.

“Ibu tak ingin kalian semua menikmati kopi yang kalian minum. Bukan gelas tempat kalian menampung kopinya.” IBu guru memandangi satu-persatu muridnya yang tertunduk malu. Merasa disindir. Semua dari mereka berusaha menghindar untuk mengambil cangkir kaleng yang akhirnya diambil oleh orang terakhir karena tak ada pilihan lain.

“Iya, penampilan itu penting. Tanpa gelas yang bagus, harga segelas kopi di sebuah warkop sepersepuluh harga kopi di sebuah cafe di sebuah mall. Tapi ibu yakin, jika kalian tukar masing-masing gelas kalian dengan kawan-kawanmu di sebelah rasanya tak ada bedanya. Kalian menuang dari teko yang sama…”

“Kita, merasa terganggu ketika mendapatkan kemasan yang kurang sedap dipandang. Meski isi di dalam kemasan itu bagus. Nah, mungkin salah satu alasan beberapa orang kawan kalian tak datang hari ini adalah karena mereka merasa ‘kemasan’ mereka tak sebagus kemasan yang kalian pakai. Pertanyaan ibu adalah, apakah kalian menganggap teman kalian yang tidak datang tadi ‘tidak baik’ karena ‘kemasan’ mereka tidak sebagus kalian?”

Hampir Serentak mereka menjawab, “Tidak, Bu!”

“Mereka tetap teman kami, saudara kami,” Seorang dari mereka menjawab, yang mendapat cangkir kaleng tadi. “Omong-omong saya sudah cobain, kopi dari gelas sebelah, rasanya sama enaknya… hehehe…” GRRRR… terdengar riuh suar tertawa.

Ibu guru hanya tersenyum lebar. “Ibu sayang kalian semua. Baju apapun yang kalian kenakan…”

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa kasih komentar

WELCOME TO MY BLOG © 2008 Template by:
SkinCorner