MY DRAGONADOPTERS

Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters Dragonadopters

Jumat, 05 Juni 2009

Wabah flu H1N1

Wabah flu H1N1 bukan wabah influenza pertama yang dialami manusia. Tahun 1918 terjadi pandemi flu Spanyol yang jumlah korbannya diperkirakan mencapai 40 juta jiwa, melebihi jumlah korban Perang Dunia I. Tahun 1957 dan 1968 kembali terjadi pandemi flu yang menyebabkan kira – kira 1 juta dan 750 ribu jiwa menjadi korban. Kini, dengan ancaman pandemi flu babi tampak sangat dekat, pertanyaan yang ada di benak setiap orang adalah seberapa parahkah ancaman yang dimiliki virus H1N1 ini? Hingga kini belum ada yang tahu. Sampai Selasa (19 Mei 2009) kemarin, virus ini sudah ditemukan di 40 negara dengan total 9830 kasus dan 79 korban jiwa. WHO sendiri belum menurunkan fase siaga pandemiknya; tetap pada level 5.

Bagaimana ini semua seharusnya bisa dicegah?

Cara terbaik menangani pandemi adalah deteksi dan respons dini; menangkalnya sebelum dimulai. Pandemi dapat timbul karena adanya patogen penyebab penyakit yang mudah ditularkan dari manusia ke manusia. Harus diingat bahwa semua itu berawal hanya dari satu atau beberapa orang saja. Orang – orang inilah yang kemudian menularkan penyakitnya ke orang di sekitarnya. Secara kasar, jumlah yang tertular bisa meningkat sangat cepat, misalnya satu orang menularkan ke lima orang, yang kemudian menularkan ke 25 orang, lalu ke 125 orang, dan seterusnya. Jika jalur penularan dari orang pertama atau kedua dapat diputus, maka orang – orang lainnya tidak akan tertular.

Yang menjadi masalah adalah deteksi dini ini sulit dilakukan. Si penderita pada awalnya harus menyadari bahwa dia perlu ke dokter untuk diperiksa, apakah betul dia terinfeksi patogen itu. Dokter yang mendiagnosis penyakit di lapangan harus dapat melakukannya dengan tepat. Sistem pelaporan ke lembaga kesehatan dan respons yang dilakukannya juga harus jelas: di mana pasien harus dirawat, obat apa yang diberikan, berapa lama pengawasan dokter, dan sebagainya. Ini menuntut adanya sistem kesehatan publik yang baik dari level ibukota sampai daerah paling terpencil, karena kemunculan kasus penyakit tidak pandang bulu. Ia bisa muncul di tengah pedesaan di Purwakarta, di tengah pasar di Guangzhou, atau di sebuah rumah sakit di Los Angeles. Kadang - kadang, masalah politik pun bisa memperkeruh situasi. Misalnya Cina yang sempat terkesan tertutup untuk bekerja sama dengan WHO dan terlambat melaporkan adanya wabah severe acute respiratory syndrome (SARS) karena Coronavirus pada tahun 2002.

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa kasih komentar

WELCOME TO MY BLOG © 2008 Template by:
SkinCorner